Kecerdasan otak dan semangat kerja jalan menuju pintu keberhasilan;
kekeruhan hati adalah sumber segala kehancuran. Kutemukan sejuta penghancurnegeri ini, yang mengatasnamakan orang kecil dan mengubur prestasi parapendahulunya. Para pemburu jabatan asyik melakukan manuver politik di atas penderitaan para gelandangan di kampung sendiri. Mereka menaburkan kepalsuandengan sejuta janji dan omong kosong untuk mencari dukungan demi kepuasan nafsu serakahnya dengan jalan menipu dan meludahi harkat martabat kemanusiaan.
Bendera keserakahan dikibarkan di tengah-tengah jeritan orang-orang kecil yang sedang jatuh bangun dalam mencari kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya.
Ketahuilah, omong kosong, janji palsu, yang mereka tawarkan dimana-mana, merupakan cermin dosa-dosa dan keserakahan para penghancur itu.Sebenarnya, mereka tidak mampu melihat siapa pun kecuali hanya kepentingan sendiri.
Apa yang dikatakan kesejahteraan, kasih sayang, sopan santun,toleransi hanyalah hiasan bibir semata sebagai lagu lama syair baru.
Di pes-sel ini ada lima belas orang yang ingin menjadi bupati dan menyulap kab.pesisir selatan dalam sekedipan mata, bukan belajar mengedepankan kejujuran dan kesederhanaan dalam memandang persoalan kampung yang sedang dilanda krisis multidimensi ini. Saya menghela napas panjang ketika melihat saudara-saudara kita yang gandrung mengejar jabatan. Bahkan, muncullah semboyan: Bila engkau ingin kaya, jadilah politisi.
Barangkali, mereka sudah tuli, tidak mampu mendengar isakan orang-orang miskin dan ratapan orang-orang yang tergusur. Mereka sudah buta, tidak mampu melihat anak jalanan yang putus sekolah dan tangisan para janda yang berduka. Yang menonjol pada mereka hanya ambisi dan kepentingan sendiri.Panggilan harta dan jabatan terdengar nyaring di telinga mereka karena sentuhannya begitu kuat dan menarik, membuat mereka mabuk dalam mengejar jabatan dan tidak jarang tega menikam punggung saudara sendiri.
Tanyakan kepada mereka, di mana kejujuran dan kesederhanaan berada? Dan kalian dengar jawaban bohong mereka, jangan tanyakan kepada buruh-buruh tani,nelayan yang berkonsentrasi bagaimana periuk bisa tetap ngebul. Atas nama orang kecil menjadi jurus yang ampuh untuk dijadikan tangga meraih jabatan-jabatan strategis dan dijadikan perisai untuk melumpuhkan orang-orang yang mencoba menghalanginya.
Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri lagi, merupakan panggilan bahwa seharusnya para ulama, intelektual, cendekiawan bisa menjadi contoh untuk senantiasa mengedepankan kejujuran dan kesederhanaan, sekaligus berusaha menemukan langkah tepat sebagai solusi di tengah-tengah masyarakat yang dilanda krisis moral selama ini.
Imam Al Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin telah menukil satu hadis bahwaRasulullah SAW telah bersabda, yang artinya: Cinta harta dan kemuliaan(kedudukan) itu bisa menimbulkan kemunafikan dalam hati, sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Hadis ini mempunyai makna dancakupan yang sangat luas.
Pertama, bila harta dan kedudukan telah menguasai hati, maka hati menjadi penuh, tidak ada tempat mengingat Allah. Akibatnya, tiada setetes air punberupa ketenangan dan kebahagian yang singgah di hatinya. Tiada rasa sakitbila kena goresan-goresan pisau kemaksiatan.
Kedua, tidak dapat lagi membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Sipenderita lebih suka menahan sakitnya daripada mencari kesembuhannya. Tidakada kesediaan menerima nasihat, mudah tersinggung, serta sering salah dan keliru dalam mengambil keputusan.
Ketiga, berpaling dari menu-menu utama hati yang berguna demi kesembuhannya,justru punya kecenderungan ringan melakukan segala bentuk kemaksiatan.
Dunsanak-dusanak Ambo. Sebab, dari hati inilah, keteladanan kita ambil, baik mengenai ketaatan maupun penyimpangan. Maka, penting kita yakini karena keyakinan melebihi ilmu pengetahuan, bahwa yang paling dicintai Allah SWT di antarahamba-hamba-Nya adalah mereka yang senantiasa mencontoh Rasul-Nya dalam segala aspek hidup dan kehidupan.
Wassalam
HSB
koruptor d mutilasi aja,,,,,
BalasHapus