Painan, Mei ----
Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kekurangan stock darah sekitar 6.250 - 8.750 cc dari 25.000 - 27.500 cc yang dibutuhkan masyarakat untuk transfusi darah perbulan. Unit transfusi darah (UTD) kabupaten ini hanya memperoleh 75 kantong darah dari pendonor resmi setiap bulannya, sementara kebutuhan 100-110 kantong perbulan, kata Penanggung jawab UTD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Zein Painan, Yulfetmi di Painan kemarin.
Untuk memenuhi kebutuhan dari kekurangan tersebut, pasien transfusi terpaksa mencari pendonor sendiri di luar UTD yang terletak di kawasan RSUD M Zein Painan. Menurut ia, minimnya stok darah di UTD RSUD M Zein Painan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
Selama ini, pendonor kebanyakan berasal dari Polisi Pamong Praja (Pol PP), Kepolisian dan anggota TNI dari Kodim setempat. Kekurangan stok darah di kabupaten ini sudah berlangsung sejak lama karena jarangnya pendonor, sementara permintaan tinggi. Akibat minimnya stok darah di UTD RSUD ini menyebabkan keluarga pasien yang membutuhkan transfusi kewalahan mencari pendonor ke daerah lain, bahkan tidak jarang sebagian orang memanfaatkan kesempatan itu sebagai bisnis sampingan.
Karena sulitnya mendapatkan darah untuk kebutuhan transfusi sehingga sebagian orang berani menawarkan darahnya kepada keluarga yang membutuhkan dengan patokan harga yang ditentukan calon pendonor, ujar ia. Untuk satu kantong darah (250 cc), biasanya pendonor bayaran tersebut mematok harga Rp200 -Rp300 ribu atau tergantung golongan darah. Patokan harga tertinggi terdapat pada golongan AB yakni Rp300 ribu perkantong, alasannya golongan darah tersebut termasuk sulit.
Menimbulkan kembali kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya perlu dilakukan sosialisasi hingga ke tingkat nagari (desa adat) tentang pentingnya donor dan manfaatnya bagi kesehatan pendonor itu. Kita berharap, kedepan ada kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya, sehingga kebutuhan masyarakat akan darah khususnya di kabupaten ini dapat terpenuhi. Setetes darah bisa bermanfaat bagi kehidupan orang, ungkap ia.
Kebutuhan darah paling banyak terjadi pada musim kemarau, karena wabah penyakit menular yang membutuhkan transfusi sering terjadi saat itu. Penyakit tersebut seperti demam berdarah gengue (DBD) dan malaria. (04)
0 komentar:
Posting Komentar