PAINAN, HALUAN—Untuk menyelamatkan 10.000 warga di Silaut dari keterisoliran, Pemkab Pesisir Selatan dapat jembatan pinjaman dari pemerintah provinsi. Jembatan itu berupa bailey (jembatan berlantai papan) yang bentuk dan rangkanya sama dengan jembatan yang telah runtuh pada Jumat (8/6).
Kepala Bidang Bina Marga, Fredi Irawan kepada Haluan Senin (2/7) menyebutkan, balley tersebut telah dimobilisasi dari provinsi hari Senin (2/7) ke Lunang Silaut. Diperkirakan rangka jembatan pinjaman itu akan sampai pada malam hari di Lunang.
Disebutkan Fredi, pelaksanaan pemasangan jembatan akan selesai hingga Selasa (10/7) depan. “Jadi rangka dan bentuk jembatan pengganti sama dengan yang telah runtuh itu,” kata Fredi menjelaskan.
Pada prinsipnya menurut Fredi, rangka jembatan tersebut tinggal memasang atau merakitnya saja. Pondasi yang ada masih laik untuk dipergunakan. Kemudian, lantai jembatan tersebut terdiri dari papan. “Oleh karena itu bailey merupakan jembatan sementara, karena konstruksinya tidak sama dengan jembatan permanen,” katanya lagi.
Diingatkannya, jika telah selesai nanti, pengguna jembatan harus memahami kondisi jembatan. Jangan sampai pengguna jembatan mengangkut muatan berlebih atau tidak sesuai dengan kapasitas jembatan. “Paling maksimal, bailey hanya bisa menahan beban 5 ton. Jadi jika berlebih rangka jembatan akan terpeliuk dan bisa menyebabkan jembatan itu runtuh,” katanya.
Ditambahkannya, bailey pinjaman provinsi itu biasanya hanya tahan beberapa tahun saja. Jembatan seperti itu memang tidak dirancang untuk lama. Soalnya jembatan rangka jembatan itu sangat tipis dan tidak sama dengan rangka jembatan permanen.
Selanjutnya Sekretaris Daerah Pesisir Selatan Erizon ketika dikonfirmasi Haluan membenarkan bahwa jembatan itu merupakan pinjaman pemerintah provinsi. “Kami telah menandatangani kesepakatan peminjaman itu dengan provinsi. Lamanya pinjaman maksimal sepuluh tahun, atau hingga ada pembangunan jembatan permanen dikembalikan lagi,” katanya.
Disebutkannya, Pesisir Selatan saat ini tidak mempunyai anggaran untuk membeli bailey itu. Karena itu, supaya masyarakat di Silaut terbebas dari isolasi, daerah ini harus meminjam ke provinsi.
Kawasan yang terisolasi saat ini di Silaut adalah Sungai Pulai, Teluk Binjai, Pasir Binjai, Durian Seribu, Lubuak Bunta, Air Hitam dan Sambungo.
Sebelumnya sempat terjadi aksi pembakaran tronton yang meruntuhkan jembatan terbuat dari pohon kelapa pada Selasa dini hari (26/6) lalu.
Terkait adanya pinjaman bailey dari provinsi, warga setempat sangat berterima kasih. Teguh (60), warga Silaut menyebutkan, masyarakat berharap pengerjaan jembatan itu segera rampung. Minimal untuk mengangkut hasil sawit petani dan ekonomi bergerak dengan baik.
Akibat amruknya jembatan di Silaut III, petani setempat mengalami kerugian Rp1,2 miliar setiap harinya.Menurut Teguh, untuk dapat mengangkut sawit ke pedagang pengumpul yang ada di seberang jembatan, petani harus mengeluarkan ongkos tambahan Rp200 setiap kilogram. Jumlah ini sangat besar.
Dikatakan Teguh, total luas sawit yang terjebak isolasi saat ini 8.000 hektare. Setiap hari produksi rata rata 600 ton. “Karena itu, kami berterima kasih pada pemerintah kabupaten yang telah bertindak cepat,” katanya. (h/har)
0 komentar:
Posting Komentar